Sabtu, 25 April 2015

Terlalu besar anganku.

Mungkin aku terlalu mengharapkanmu terlalu besar. Menceritakan setiap angan pada semua teman, membayangkan setiap momen yang ingin di abadikan, menjalani suka duka layaknya sang pangeran dan putri di negeri dongeng.

Mungkin aku terlalu berharap. Berharap semua angan dapat tercapai. Berharap semua berjalan dengan rencana sempurna. Tetapi, harapan besarku berakhir menjadi sebuah harapan kosong. Yang bahkan di nalar saja tidak bisa jika sudah mengetahui bahwa ini realitanya.

Aku menunggumu disini, berjam-jam tanpa banyak bertanya, aku datang disini ditempat pertama kali kita bertemu ini. Aku datang 30 menit lebih cepat dari biasanya. berharap kita sebahagia pasangan kekasih lainnya. Menunggu kedatangan sosok yang akan menarik tanganku untuk merasakan hiruk pikuknya perasaan senang.

Aku menunggu dengan memandangi semua raut bahagia disini, memandangi orang-orang yang lewat di depanku dengan semua pikiran positif ku jika nantinya kau akan datang dengan sebuah kejutan seperti biasanya, setidaknya seperti sebulan yang lalu sebelum kau terbaring lemah di rumah penuh dokter bedah itu. Aku menunggumu, aku menunggu menghabiskan sepanjang hariku.

Hingga langit menjadi kelam. Aku hanya bisa terdiam. Diam sendiri tanpa sosok yang datang. Aku duduk, aku menangis, aku sudah lupa. Lupa jika kamu juga mungkin sudah lupa denganku. Tapi kenapa aku tetap menunggumu. Namun aku tak menyesal.

Aku berjalan menuju tempatmu, tempat beristirahatmu. Tempat dimana banyak orang memakai pakaian berwarna hitam. Setidaknya aku bisa ikut merasakan damaimu disana. Aku mengingatmu dengan penuh harapanku, banyak harapanku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar