Keringat mulai berkucuran.
sepatu vantofel mulai terhentakkan.
sang merah putih siap di kibarkan.
handuk goodmorning terbasuh oleh perjuangan.
seragam putih siap dikenakan.
kaos kaki panjang telah diulurkan.
pelembab bibir tak lupa di oleskan.
sepatu vantofel mulai terhentakkan.
sang merah putih siap di kibarkan.
handuk goodmorning terbasuh oleh perjuangan.
seragam putih siap dikenakan.
kaos kaki panjang telah diulurkan.
pelembab bibir tak lupa di oleskan.
Nampak cantik dengan kerudung balutan warna putih itu. Pipi nya
merona terkena sinar matahari. Aku tertarik padanya.
Disisi lain.
Dering ponsel mulai diabaikan.
penantian yang tak terhiraukan.
kucur air mata tak terbendungkan.
puluhan pack tisu tinggal kenangan.
penantian yang tak terhiraukan.
kucur air mata tak terbendungkan.
puluhan pack tisu tinggal kenangan.
Jeritan hati ini ribuan kali memanggil namamu, aku sungguh
merindukanmu. Merindukan sosok yang menghangatkan ku dan menyayangiku. Sungguh aku
tau engkau sedang berjuang melawan sinar matahari yang terik demi kesempurnaan
upacara kemerdekaan.
Detik detik ujian.
buku buku soal telah mengantri untuk dikerjakan.
ratusan lembar rumus harus dihafalkan.
brosur bimbingan belajar mulai berterbangan, menawarkan segudang kelebihan.
Tapi engkau tak kunjung datang.
hanya sekedar membalas pesan?tidak.
buku buku soal telah mengantri untuk dikerjakan.
ratusan lembar rumus harus dihafalkan.
brosur bimbingan belajar mulai berterbangan, menawarkan segudang kelebihan.
Tapi engkau tak kunjung datang.
hanya sekedar membalas pesan?tidak.
Di sore hari kulihat instagram.
memandang lelaki tampan.
ia miliku sekarang.
namun kedepan?
siapa yang tau, ketika ia lebih memilih wanita diseberang sana
wanita yang berprofesi sama.
wanita yang juga berjuang demi upacara kemerdekaan.
memandang lelaki tampan.
ia miliku sekarang.
namun kedepan?
siapa yang tau, ketika ia lebih memilih wanita diseberang sana
wanita yang berprofesi sama.
wanita yang juga berjuang demi upacara kemerdekaan.