Mungkin aku terlalu mengharapkanmu terlalu besar. Menceritakan
setiap angan pada semua teman, membayangkan setiap momen yang ingin di
abadikan, menjalani suka duka layaknya sang pangeran dan putri di negeri
dongeng.
Mungkin aku terlalu berharap. Berharap semua angan dapat
tercapai. Berharap semua berjalan dengan rencana sempurna. Tetapi, harapan
besarku berakhir menjadi sebuah harapan kosong. Yang bahkan di nalar saja tidak
bisa jika sudah mengetahui bahwa ini realitanya.
Aku menunggumu disini, berjam-jam tanpa banyak bertanya, aku
datang disini ditempat pertama kali kita bertemu ini. Aku datang 30 menit lebih
cepat dari biasanya. berharap kita sebahagia pasangan kekasih lainnya. Menunggu
kedatangan sosok yang akan menarik tanganku untuk merasakan hiruk pikuknya
perasaan senang.
Aku menunggu dengan memandangi semua raut bahagia disini,
memandangi orang-orang yang lewat di depanku dengan semua pikiran positif ku
jika nantinya kau akan datang dengan sebuah kejutan seperti biasanya,
setidaknya seperti sebulan yang lalu sebelum kau terbaring lemah di rumah penuh
dokter bedah itu. Aku menunggumu, aku menunggu menghabiskan sepanjang hariku.
Hingga langit menjadi kelam. Aku hanya bisa terdiam. Diam sendiri
tanpa sosok yang datang. Aku duduk, aku menangis, aku sudah lupa. Lupa jika
kamu juga mungkin sudah lupa denganku. Tapi kenapa aku tetap menunggumu. Namun aku
tak menyesal.
Aku berjalan menuju tempatmu, tempat beristirahatmu. Tempat dimana
banyak orang memakai pakaian berwarna hitam. Setidaknya aku bisa ikut merasakan
damaimu disana. Aku mengingatmu dengan penuh harapanku, banyak harapanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar