Kamis, 11 Februari 2016

Kemerdekaan.

Keringat mulai berkucuran.
sepatu vantofel mulai terhentakkan.
sang merah putih siap di kibarkan.
handuk goodmorning terbasuh oleh perjuangan.
seragam putih siap dikenakan.
kaos kaki panjang telah diulurkan.
pelembab bibir tak lupa di oleskan.
Nampak cantik dengan kerudung balutan warna putih itu. Pipi nya merona terkena sinar matahari. Aku tertarik padanya.
Disisi lain.
Dering ponsel mulai diabaikan.
penantian yang tak terhiraukan.
kucur air mata tak terbendungkan.
puluhan pack tisu tinggal kenangan.
Jeritan hati ini ribuan kali memanggil namamu, aku sungguh merindukanmu. Merindukan sosok yang menghangatkan ku dan menyayangiku. Sungguh aku tau engkau sedang berjuang melawan sinar matahari yang terik demi kesempurnaan upacara kemerdekaan.
Detik detik ujian.
buku buku soal telah mengantri untuk dikerjakan.
ratusan lembar rumus harus dihafalkan.
brosur bimbingan belajar mulai berterbangan, menawarkan segudang kelebihan.
Tapi engkau tak kunjung datang.
hanya sekedar membalas pesan?tidak.


Di sore hari kulihat instagram.
memandang lelaki tampan.
ia miliku sekarang.
namun kedepan?
siapa yang tau, ketika ia lebih memilih wanita diseberang sana
wanita yang berprofesi sama.
wanita yang juga berjuang demi upacara kemerdekaan.